Memasuki bulan suro, dua bilah pusaka keris berusia 400 tahun dari bupati pertama Madiun, Raden Ronggo Jumeno, dicuci. Pemandian dua peninggalan sejarah dilakukan pada bulan Suro yang sakral.
Ada sekitar 60 keris keluarga tempat kita yang dijamasi. Dua dari enam puluh pusaka – sebuah peninggalan 400 tahun keris Rajen Ronggo Jumeno, pertama Bupati Madiun sebagai pendiri Madiun Kabupaten », – kata Raden Raden Tumenggung Siswojo Dipuro (85), juru kunci, yang basked dalam peninggalan-pusaka, dimiliki oleh Kabupaten Madiun.
Siswojo mengatakan bahwa mandi peninggalan 60 itu sehingga benda-benda bersejarah itu tidak berkarat. Tapi untuk membersihkan relik, pengama harus memiliki hati dan tingkah lakunya yang murni, sekaligus karakter yang baik dalam melayani negara.
Dia menyebutkan dua peninggalan keris dari Bupati Madiyun pertama bernama Kyai Kala Gumarang dan Kyai Baledono. Selain itu, ada tiga peninggalan lagi, yaitu tombak Kyai Balabar dan Kyai Singkir, serta wesi towo.
Dia mengatakan bahwa sesaji harus disiapkan sebelum mencuci belati dan tombak. Ia ntaranya dua pisang disisir, bunga dan kerucut nasi lengkap dengan hiasannya.
Sebelum mulai mencuci keris, kedua penjamas itu pertama kali membaca doa. Selain itu, keris, tombak, pedang dan relik lainnya dikeluarkan dari tempat penyimpanan untuk dicuci.
Untuk mencuci peninggalannya, chris ditempatkan dalam wadah berisi air kelapa dan air mencuda. Kemudian garing digosok dengan sepotong warna oranye untuk menghilangkan karat pada lapisan cris.
"Setelah peninggalan ini, dicuci dengan sabun dan kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, tetapi tidak di sinar matahari langsung, maka peninggalan dimasukkan ke dalam warangan cair dan kering"
1 comments so far
Warning!! SPAM has been detected!